3 Alasan Perempuan Papua Merajut Noken

- Senin, 24 Oktober 2022 | 17:20 WIB
Noken (republika)
Noken (republika)

The Papua Journal - Noken merupakan warisan budaya leluhur bagi orang Papua dan tas tradisional yang berasal dari Papua, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar orang Papua terkhusus perempuan pasti menjadikan Noken sebagai bagian dari diri mereka.

Bukan hal yang baru ketika saat dijumpai kita akan melihat banyak orang Papua yang memakai Noken saat bepergian atau melakukan aktifitas lainnya.

Terdapat 3 alasan utama mengapa perempuan Papua harus merajut Noken berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh The Papua Journal.

The Papua Journal melakukan survey terkait Noken, mengapa perempuan Papua harus merajut Noken dan bagaimana pandangan mereka terkait Noken.

Survey ini dilakukan melalui sebaran google form.

Baca Juga: Dua Tahun Kepengurusan RK ANPROPAKOS di Jayapura

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa merajut Noken sebenarnya dapat juga dilakukan oleh kaum laki-laki, siapa saja bisa melakukannya tetapi berdasarkan survey yang dilakukan oleh The Papua Journal, merajut Noken ternyata didominasi oleh kaum Perempuan dengan alasan-alasan tertentu.

The Papua Journal merangkum setiap jawaban yang diisi oleh partisipan secara acak dan menyimpulkan bahwa terdapat 3 alasan utama mengapa perempuan Papua merajut Noken serta alasan yang mendasarinya.


1. Warisan Budaya

"Noken merupakan warisan leluhur dan kebudayaan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya" jelas, Petronela Mote (23)

Lanjutnya bahwa Noken dapat digunakan untuk mengisi kebutuhan dari hasil bumi, mengisi makanan bahkan dipakai untuk gendongan bayi dan berharap agar jangan sampai budaya Noken menjadi punah, sehingga perempuan Papua harus terus merajut Noken.

Baca Juga: Hari Arwah Sedunia, Umat Katolik Jayapura dan Keerom akan Ziarah ke Makam Misionaris

Senada dengan Petronela Mote, Fransiska Bobii (24) mengatakan juga bahwa merajut Noken selain karena warisan budaya juga berarti kita merajut masa depan.

"Merajut Noken selain karena warisan budaya, merajut Noken juga sama halnya dengan kita merajut masa depan" jelas, Fransiska Bobii (24).

Halaman:

Editor: Manfred Kudiai

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sekilas Sejarah Valentine Day, 14 Februari

Senin, 13 Februari 2023 | 13:21 WIB

5 Band Asal Papua

Senin, 16 Januari 2023 | 19:45 WIB

Jenis Layanan Psikologi berdasarkan UU PLP No. 23

Selasa, 10 Januari 2023 | 10:02 WIB

3 Rekomendasi Buku Tentang Perempuan dan Tabu

Senin, 9 Januari 2023 | 16:31 WIB

12 Ayat Alkitab untuk Tahun 2023 yang Penuh Berkat

Minggu, 8 Januari 2023 | 14:54 WIB

10 Peristiwa Penembakan Tahun 2022 di Papua

Kamis, 5 Januari 2023 | 21:30 WIB

Perbedaan Keppres, Pepres, Inpres dan Penpres

Kamis, 5 Januari 2023 | 07:49 WIB

4 Teknik Membaca

Selasa, 3 Januari 2023 | 04:00 WIB

4 Tokoh Papua yang Meninggal di Tahun 2022

Sabtu, 31 Desember 2022 | 15:50 WIB

Pondok Natal, Tradisi Kristen Papua

Minggu, 18 Desember 2022 | 16:09 WIB

10 Lagu Natal Populer Dinyanyikan Artis Indonesia

Minggu, 18 Desember 2022 | 12:46 WIB

Hal Unik yang Perlu Kamu Tahu tentang World Cup

Minggu, 4 Desember 2022 | 19:02 WIB
X