Pembunuhan Lucky Dube Masih Misteri

The Papua Journal - Lucky Dube adalah seorang musisi reggae dan rastafarian asal Afrika Selatan yang dianggap sebagai salah satu musisi paling penting dalam sejarah musik Afrika dan salah satu musisi reggae terbesar sepanjang masa.

Kuliah peringatan untuk menghormati artis musik reggae legendaris, Lucky Phillip Dube, diadakan di Universitas Mpumalanga, kampus Mbombela pada Sabtu (01/10). Mbombela adalah sebuah negara yang terletak di Afrika Selatan.

Prestasi Musik Tradisional Afrika Selatan (SATMA) menyelenggarakan kuliah peringatan sebagai bagian dari inisiatif dalam rangka menghormati Sang Legenda Musik yang reggae yang memiliki dampak positif dalam melestarikan warisan dan budaya.

Sarjana terkenal, Profesor Patrick Labium, menyampaikan ceramah secara virtual dan menggambarkan Dube sebagai seorang pejuang.

Baca Juga: Memahami HIV-AIDS yang Benar Lewat Film

15 tahun berlalu sejak pembunuhan artis reggae Lucky Dube. Dia paling tahu lagu-lagu seperti Slave dan Remember me.

Musisi kelahiran Ermelo itu disebut sebagai Raja Reggae. Dia terbunuh dalam pembajakan di Rosettenville, selatan Johannesburg pada 18 Oktober 2007. Saat itu Lucky Dube berusia 43 tahun.

Berbicara pada kuliah peringatannya, Advokat Aktivis Hak Asasi Manusia Sipho Mantula mengatakan kematiannya masih menjadi misteri.

“Mengapa Lucky Dube dibunuh, mengapa? Ketika anda menganggap pemeriksaan sebagai pemikir hukum, anda berpikir untuk mengatakan mengapa dia dibunuh? Itu karena dia bukan orang Afrika Selatan atau pertanyaan lainnya,” kata Sipho Mantula.

“Apa alasan di balik pembunuhan anak laki-laki dari tanah subur ini?”tanya Sipho Mantula.

Baca Juga: UKM Dehaling Uncen Merespon Penangkapan terhadap Mahasiswa USTJ

Kuliah Peringatan Lucky Dube

Lucky Dube adalah musisi pemberani yang selalu menggunakan musiknya untuk berbicara kebenaran tanpa rasa takut.