Oleh: Laoren Kerebea*
Operasi militer gabungan sejak 2018 silam di Kabupaten Nduga, Papua, telah menyebabkan pengungsian warga sipil secara besar-besaran (Lokobal 2022).
Pengungsian itu disebabkan oleh konflik bersenjata yang berkepanjangan antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dan Tentara Nasional Indonesia (TPN PB) dan Tentara Nasional Indonesia Kepolisian Republik Indonesia (TNI Polri).
Baca Juga: Memikul Salib
Pasca konflik tersebut, pemerintah meresponnya dengan kebijakan penambahan militer ke Nduga—bertepatan dengan pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Papua pada 2018 (Antara n.d.).
Menurut pemerintah, penambahan militer di Kabupaten Nduga guna pengamanan pemilihan Gubernur Papua (Home et al. 2017), termasuk penambahan militer BKO (Bantuan Kendali Operasi) ke sejumlah daerah konflik di Papua (BBC News Indonesia n.d.).
Padahal, momentum Pilgub dijadikan ‘instrumen’ oleh negara untuk melakukan operasi penyisiran dan penyerangan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap ‘bersebrangan’ dengan kepentingan negara di Papua.
Baca Juga: Polda Kalteng Kirim Brimob ke Mimika, Papua
Mengutip pernyataan Tito Karnavian, Kapolri periode 2016-2019 itu menyatakan: "Kita tidak akan mundur, kita akan tetap kirim pasukan. Saya sudah sampaikan ke Pak Kapolda, kalau kurang, kita akan tambah lagi".
"Makin kita 'dikerjain', makin banyak (pasukan polisi) yang kita kirim" (BBC News Indonesia n.d.). Imajinasi Tito adalah reprsentasi imajinasi kekerasan negara terhadap Bangsa Papua.
Sehingga alasan penambahan militer untuk pengamanan Pilgub Papua adalah ‘dalih kosong’ pemerintah yang lebih bernuansa kekerasan dan politis ketimbang menciptakan rasa aman warga Nduga—Ndugama.
Baca Juga: Rut Kruger Giverin Kunjungi Papua Barat Lihat Potensi Cokelat dan Kopi
Tepat pada 27 Juni 2018, kontak tembak juga terjadi antara TPN PB dengan militer gabungan Indonesia.
Kontak tembak tersebut mengakibatkan satu orang ko-pilot pesawat Twin Otter tertembak pada kaki (Putranto n.d.).
Artikel Terkait
Mahasiswa Nduga di Semarang-Salatiga Merasa Ditipu Dalam Program Beasiswa, Ini Tuntutannya
Ini Proses Persidangan Pembunuhan dan Mutilasi 4 Warga Nduga di Timika
Koalisi LSM Sesalkan Sidang Kasus Mutilasi 4 Warga Nduga di Timika
Kasus Mutilasi 4 Warga Nduga, Koalisi: Persidangan Membuktikan Pembunuhan Berencana
TPN PB Akui Bakar Pesawat Susi Air dan Sandera Pilot di Paro, Kabupaten Nduga
Pesawat Susi Air Terbakar di Paro, Kabupaten Nduga
Mahasiswa Nduga di Jawa - Bali dan PRP Nilai Pengadilan Pelaku Mutilasi Tidak Transparan
TNI Polri Terus Cari Pilot Susi Air, Warga Selandia Baru di Paro, Nduga
PGGP Papua Barat Kecam TPN PB Bakar Pesawat di Nduga
Terkait Situasi di Nduga, KNPB Minta Segera Dorong Perundingan Damai