• Jumat, 29 September 2023

Misi Katolik Di Wilayah Vogelkop atau Kepala Burung, Papua

- Selasa, 21 Maret 2023 | 18:48 WIB
Pater Le Cocq d’Armandville, SJ (IST)
Pater Le Cocq d’Armandville, SJ (IST)

Baru satu hari di Papua, tepatnya di Sekeru, Pater Le Cocq d’Armandville, SJ membaptis 8 anak, disusul 65 lagi selama 9 hari berikutnya (R. Kuris, SJ, “Sang Jago Tuhan” Red, hal. 170). Selain Kampung Sekeru, Pater Le Cocq d’Armandville, SJ juga berkarya dan tinggal di Bomfia.

Dikisahkan bahwa Pater Le Cocq d’Armandville, SJ meninggal karena tenggelam diterpa ombak besar di Pantai Mimika pada 17 Mei 1896.

Pada waktu cuaca di daerah pantai Mimika tidak bersahabat. Namun Pater tetap memaksa diri untuk pergi ke pantai, untuk bertemu warga.

Baca Juga: Ini Aku, Utuslah Aku

Tujuannya ke pantai untuk membayar utangnya kepada warga dan menjemput anak-anak yang akan dibawa ke Kapaur untuk sekolah. Namun di saat seperti ini, situasi berkata lain.

 

2. Awal Misi Katolik

Pada tahun 1934 Dr. Bauke Haga menjadi Residen Maluku. Tidak ada gubernur, sebab tingkat Gubernuran Maluku yang dibentuk pada tahun 1925 (di dalamnya Keresidenan Ambon dan Ternate termasuk juga Irian Jaya), dikembalikan pada tingkat Keresidenan.

Doktor Bauke Haga memang seorang yang ambisius, lincah dan tegas dalam tindakannya, tetapi dengan pendapat sendiri mengenai kedudukannya terhadap gereja-gereja. Dia akan berusaha mati-matian, memegang teguh kendali atau menghapus kembali gejala zending berganda itu.

Dalam hubungan dengan Misi Katolik persoalan yang paling meruncing terutama mengenai izin untuk masuk ke wilayah Vogelkop.

Baca Juga: AKBP I Ketut Suarnaya: Kematian dr Mawartih Susanty Akibat Kekerasan

Permohonan untuk masuk wilayah tersebut sudah bertahun-tahun lamanya berada di atas meja, tanpa suatu keputusan, dan dari pihak pemerintah daerah ini tidak dapat diharapkan peluang dalam hal suatu misi baru.

Hal ini lebih menyedihkan lagi, sebab dalam tahun-tahun itu diberi izin kepada sebuah perusahan minyak untuk memulai pekerjaan penyelidikan di Vogelkop.

Ternyata kedatangan perusahaan itu dipandang tidak membahayakan keamanan dan ketertiban.

“Benar-benar diadakan permainan yang jujur dalam hal ini dan tidakkah orang mengukur dengan dua ukuran?” tanya Mgr. Aerts, MSC kepada kantor misi Katolik di Batavia.

Halaman:

Editor: Manfred Kudiai

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hukum Tanah Setempat

Rabu, 20 September 2023 | 12:00 WIB

Berkolektiflah Kaum Milenial

Minggu, 10 September 2023 | 17:54 WIB

RLS dan Investasi

Rabu, 19 Juli 2023 | 23:17 WIB

Tanah Adat: Tanpamu Aku Rapuh

Jumat, 5 Mei 2023 | 10:00 WIB

Mengapa Saya Menjadi Agnostik?

Selasa, 11 April 2023 | 12:00 WIB

Apa Arti Kamis Putih?

Kamis, 6 April 2023 | 18:43 WIB

Para-para Kamp Wolker

Selasa, 14 Maret 2023 | 21:47 WIB
X