• Jumat, 29 September 2023

Mengenang George Junus Aditjondro

- Sabtu, 27 Mei 2023 | 18:16 WIB
George Junus Aditjondro di Universitas Cenderawasih Jayapura, 2010. (Doc. Aprila Wayar n Tim)
George Junus Aditjondro di Universitas Cenderawasih Jayapura, 2010. (Doc. Aprila Wayar n Tim)

Catatan Manuel Kaisiepo*

Thee Papua Journal - Tiba-tiba saya teringat sahabat karib yang sudah meninggal beberapa waktu lalu, George Junus Aditjondro (GJA).

Hari ini kalau masih hidup, George Junus Aditjondro genap berusia 77 tahun (lahir 27 Mei 1946, meninggal 10 Desember 2016). Tidak diperlukan uraian panjang lebar untuk memperkenalkan siapa GJA, sosoknya sudah begitu terkenal.

Pada momen ini saya hanya ingin memberikan catatan kecil tentang kaitan George Junus Aditjondro dengan Papua. Ia adalah salah satu dari sedikit ilmuwan Indonesia sekaligus aktivis sosial yang sangat dekat dan peduli dengan Papua.

Baca Juga: Resep Membuat Pasta Tomat Mozzarella

Mantan wartawan Tempo dan aktivis lingkungan pendukung hak-hak masyarakat pribumi ini selama lima tahun (1982-1987) tinggal di Jayapura sebagai Direktur The Irian Jaya Development Information Service (The Irja DISK), yang kemudian menjadi Yayasan Pengembangan Masyarakat Desa Irian Jaya (YPMD-Irja).

Bersama lembaga ini GJA dan rekan-rekan kerjanya selain melakukan fungsi-fungsi advokasi masyarakat, juga melakukan banyak penelitian lapangan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat asli Papua.

Sebagian dari hasil penelitian mereka dimuat dlm jurnal Kabar Dari Kampung (KDK).

Baca Juga: 7 Hal yang Perlu Kamu Tahu Tentang Yogyakarta

Setelah selesai bertugas di Papua, GJA diterima melanjutkan kuliah di salah satu universitas terkemuka Amerika, Cornell University. George memperoleh gelar Ph.D dalam bidang sosiologi pembangunan tahun 1989. Pencapaian akademik George ini luar biasa, mengingat dia bahkan belum menyelesaikan studi S1 alias drop-out.

Ketika Prof. Benedict Anderson menanyakan kepada Daniel Dhakidae (yang saat itu tengah menyelesaikan program Ph. D di Cornell), siapa orang Indonesia yang bisa diterima di Cornell, tanpa ragu-ragu Daniel menyebut nama George Aditjondro.

Tentu bukan tanpa alasan kuat. Daniel Dhakidae sebagai Editor Jurnal Prisma (LP3ES) tentu sangat paham kapasitas intelektual George.

Baca Juga: Mengenal Frengky Woro, Inisiator Gerakan Masyarakat Adat Auyu

Saya sendiri sebagai salah satu Editor Prisma yang beberapa kali memuat tulisan-tulisan George, juga menyadari kualitas dan kapasitas intelektualnya.

Halaman:

Editor: Aprila Wayar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X