The Papua Journal - Lily Yulianty Farid, penulis, Postdoctoral Research Fellow di Monash Indigenous Studies Center, Pendiri Makassar International Writers Festival Telah Tiada.
"Lily sudah tiada. Dia berangkat dengan tenang. Didampingi saya dan Fawwaz, putranya pada Jumat (10/03) Pukul 01.00 dini hari dii Rumah Sakit Peter MacCallum Cancer Centre di Melbourne," tulis Farid Ma'ruf Ibrahim di laman akun facebooknya, Jumat (10/03).
Baca Juga: Telkom Telusuri Turunnya Kualitas Telekomunikasi di Jayapura
Lanjutnya, setelah lebih sebulan berjuang menghadapi penyakit kanker yang dideritanya.
"Selamat jalan kekasihku. Tunggu saya di sana. Akan kugandeng tanganmu kembali menyusuri taman-taman surgawi," demikian tulis Farid Ma'ruf Ibrahim lagi.
Sementara itu, Intan Paramaditha, penulis muda indonesia menuliskan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian Lily Yulianty Farid untuk selamanya ini.
Baca Juga: Tetap Setia
"Kami terhubung pada tahun 2016, tepat setelah saya pindah dari AS ke Australia. Setelah beberapa pertemuan di Sydney dan Melbourne pada tahun 2017, kami menginisiasi PERIOD @period.workshop, serangkaian lokakarya dan forum untuk mempromosikan pembacaan kritis dan karya perempuan, penulis dari Indonesia Timur, dan suara non-dominan," tulis Intan Paramaditha di laman facebooknya, Jumat (10/03).
Intan Paramaditha menemukan bahwa Lily jauh lebih positif, fleksibel, dan ceria daripada saya, tetapi kami memiliki mimpi yang sama: menciptakan ruang yang lebih feminis, beragam, dan non-Jawa sentris dalam seni dan budaya.
Baca Juga: Tradisi Nyadran di Boyolali Lebih Ramai Dari Lebaran
"Kami menyelenggarakan lokakarya PERIOD untuk kritik sastra dan film di Jakarta pada akhir tahun 2017. Lily melibatkan saya sebagai kurator @makassarwriters pada tahun 2020 dan 2021, dan kemudian kami terus menyelenggarakan acara PERIOD di MIWF, termasuk “lingkaran membaca” yang melibatkan penulis perempuan (2019) dan penulis Indonesia Timur (2021)," tulisnya lagi.
Lanjutnya, cara terakhir yang diselenggarakan bekerja sama dengan Festival Sastra Banggai, menampilkan tiga penulis perempuan yang tergabung dalam Sekolah Pemikiran Perempuan. Lily adalah tamu biasa dan sahabat @pemikiranperempuan.
"Hari ini saya mendengar berita kematian Lily Yulianty Farid, saat saya bersiap untuk mengajar. Topik minggu ini adalah gender, film jalanan, dan Thelma dan Louise. Ketika saya mulai berbicara tentang Thelma dan Louise sebagai film feminis tentang persahabatan antar perempuan, saya menangis," tulis Intan Paramaditha.
Baca Juga: Panglima TNI Tolak Tawaran Selandia Baru
Artikel Terkait
Aprila Wayar Akan Hadiri Ubud Writers & Readers Festival 2022
Kampung Yoboi Gelar Festival Ulat dan Es Cream Sagu
Tentang Ubud Writers & Readers Festival
FIFA Fan Festival Diluncurkan di Taman Al Bidda di Doha
Para Pemenang Festival Film Indonesia 2022
Jogja-NETPAC Asian Film Festival KE 17 “BLOSSOM” Resmi Dibuka
Festival Budaya Sejuta Rawa, Promosi Seni Kabupaten Mappi
Zulkifli Hasan: Festival Budaya Teluk Berau Gerakkan Roda Perekonomian
Warga Miliran Mengadakan Festival Nyekar Bareng
Festival Nyekar: Upaya Membangun Kebersamaan Warga Kampung Miliran