The Papua Journal - Diskriminasi dan hambatan sebagai pekerja perempuan terus dirasakan para puan di berbagai profesi.
Peringati Internasional Woman’s Day, Omong-Omong Media gelar diskusi terbuka dari suara-suara pekerja perempuan.
Baca Juga: Gangguan Telkomsel Terjadi di Kota dan Kabupaten Jayapura
Diskusi yang dilakukan secara virtual ini membahas posisi perempuan di tempat kerja. Melihat fenomena ini, lima perempuan dari berbagai media turut menyuarakan keluh kesahnya.
Para pekerja perempuan hingga saat ini masih merasakan ketidaksetaraan gender dalam dunia kerja.
Hal ini tidak hanya berdampak pada jabatan atau gaji saja. Namun juga mempengaruhi psikologi dan kualitas hidup perempuan.
Baca Juga: Panglima TNI Tolak Tawaran Selandia Baru
Presentasi BPS melihat pekerja formal perempuan dari tahun 2020-2022 selalu lebih rendah daripada laki-laki. Di tahun 2022 pekerja laki-laki mencapai 43,97%, sedangkan perempuan hanya 35,57%.
Lenny N. Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), menjelaskan ini waktunya untuk memperkuat partisipasi dan peran perempuan di tenaga kerja dan berbagai sektor pembangunan lainnya -(mengutip kemenpppa.go.id).
Ketimpangan relasi di dunia kerja khususnya bagi perempuan juga dirasakan oleh Dea Safira sebagai dokter gigi.
Baca Juga: Terkait Kasus Lukas Enembe, KPK Geledah Rumah di Depok
“Banyak perempuan yang memilih profesi ini karena dianggap lebih fleksibel karena ada konstruksi tuntutan sosial sebagai perempuan atau seorang ibu. Sehingga, profesi ini makin mendomestikkan perempuan,” imbuhnya pada Sabtu, (11/3).
Perempuan yang selalu dibebani kontruksi sosial seperti mengurus rumah dan anak menurut Dea, bisa menjadi penyebab kurangnya partisipasi perempuan dalam meningkatkan kemampuan dan kompetensi dunia kerja.
Dalam dunia kesehatan yang notabene 80 persen perempuan juga masih merasakan ketimpangan. Sebagai contohnya, dalam pelaksanaan seminar kedokteran lebih banyak didominasi oleh pemateri laki-laki.
Artikel Terkait
PPHA Gelar Diskusi Terkait Pengalaman Perempuan Papua Atasi HIV-AIDS
Tuntutan Persatuan Perempuan Ha Anim Merauke di Hari HAM Sedunia
Aliansi Perempuan Bangkit: Indonesia Makin Jauh Dari Cita-cita Kemerdekaan
Aliansi Perempuan Bangkit: Sextortion di Indonesia Sering Terjadi
Aliansi Perempuan Bangkit Menilai Pemerintah Tidak Menjalankan Mandat Reformasi 1998
Sembilan Tuntutan Aliansi Perempuan Bangkit
Perempuan Wadas Gelar Aksi Wadon Wadas Mangku Ibu Pertiwi
3 Rekomendasi Buku Tentang Perempuan dan Tabu
WHO: Angka Bunuh Diri Laki-laki Lebih dari Perempuan
Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta Tolak Pelabelan Negatif Komunitas Perempuan di Indonesia
Sambut IWD, Di Jayapura Koalisi Akan Gelar Beberapa Kegiatan