Upaya Negara, Agama dan Adat dalam Mengontrol Seksualitas Perempuan

- Minggu, 18 September 2022 | 16:23 WIB
Cover Buku Demi Keset dań Rapet (TPJ - ERK)
Cover Buku Demi Keset dań Rapet (TPJ - ERK)

 

Oleh: Ekyen Rellyx Kenangalem

 

Judul Buku: Demi Keset dan Rapet

Penulis: Angela Frenzia Betyarini

Penerbit: Buku Mojok Group

Edisi: I, Juni 2021

Tebal Buku: 176 halaman

Buku Berseri Gender

Baca Juga: Nino Viartasiwi: Anak Muda Papua Butuh Media

 

Profil Penulis

Angela Frenzia Betyarini, lahir di Bandar Lampung, 28 Februari 1988 adalah seorang yang menyukai puisi dan seni rupa yang memiliki perhatian lebih pada isu-isu kekerasan seksual. Beberapa karyanya berjudul “Stigma” dan lukisan berjudul “Bunga Celana Dalam” yang sempat dipamerkan dalam pekan seni bertajuk “Lawan Kekerasan Seksual” pada 2017 di Yogyakarta. Beberapa karya tulisnya yang lain berjudul Kontrol Terhadap Perempuan Pada Praktik Rejuvenasi Vagina (2020) dan Tubuh Perempuan yang Dihormati atau Dipatuhkan? (2021). Angela juga adalah seorang peneliti di Pusat Studi Lokahita Yogyakarta (lokahita.org) yaitu pusat studi yang berfokus pada isu inklusifitas, kesetaraan gender, seksualitas, dan hak asasi. Selain itu ia juga tergabung sebagai Coordinator of Gender Studies dalam organisasi GSHR Udayana Bali (gshrudayana.org), dan juga bagian dari komunitas Kamus Bahasa Queer Indonesia (KBQI) yang aktif melakukan edukasi mengenai keberagaman gender dan seksualitas melalui media sosial Instagram @kamusqueer, kini berdomisili di Bali sejak 2019.

Baca Juga: Ibadah Gabungan

 

Halaman:

Editor: Manfred Kudiai

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Film Redeeming Love: Kekuatan Doa

Senin, 29 Mei 2023 | 15:18 WIB

EL LIBERTARDO - Sang Pembebas!

Minggu, 5 Februari 2023 | 14:47 WIB

Memahami Kebebasan Ala Baltazar

Rabu, 21 Desember 2022 | 11:42 WIB

Sinopsis Singkat Film Tanah Tabi

Senin, 19 Desember 2022 | 16:14 WIB

Film ORPA: Antara Idealisme dan Kontradiksi

Jumat, 2 Desember 2022 | 18:19 WIB

Krisis Ekologi di Planet Bumi

Kamis, 6 Oktober 2022 | 23:22 WIB

Perjuangan Gerilya Tidak Bisa Diromantisasi

Rabu, 21 September 2022 | 16:35 WIB

Seorang Perempuan Perantau Menemukan Identitasnya

Kamis, 15 September 2022 | 11:15 WIB

Perempuan Papua Melawan Masa Sulit

Kamis, 15 September 2022 | 11:00 WIB
X