Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Situasi penangkapan Yesus Kristus yang penuh dengan “drama pengkhianatan” semakin tegang ketika Simon Petrus tiba-tiba mengambil pedang dan memotong telinga salah seorang hamba atau prajurit yang diutus oleh para Imam Besar
Peristiwa itu terjadi begitu cepat, sehingga tidak ada yang memperhatikannya, sebab kalau ada yang memperhatikan dapat saja dicegah orang lain yang berada di dekatnya.
Baca Juga: Berani Bertahan Dalam Tekanan
Siapa orang yang melakukannya? Catatan dalam Mat. 26:51, mengatakan bahwa “seorang dari mereka yang menyertai Yesus”.
Namun dalam Yohanes 18:10 tertulis bahwa Simon Petrus adalah orang yang melakukannya. Apa yang ia lakukan adalah bentuk pembelaan kepada Sang Guru yang hendak ditangkap oleh temannya sendiri.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Baca Juga: Imron Cotan: Pemerintah Tak Akan Penuhi Tuntutan TPN PB
Murid-murid Yesus Kristus ingin melakukan perlawanan, ini terungkap melalui ungkapan mereka: “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?” (Luk. 22:49).
Yesus Kristus tidak pernah mengajarkan tindakan kekerasan kepada murid-murid-Nya, ketika mengadapi persoalan seperti yang terjadi pada saat itu. Tetapi apa yang mereka lakukan adalah bentuk kesetiaan kepada-Nya.
Itulah yang dapat mereka lakukan sebagai tanda cinta dan penghormatan kepada Sang Guru. Apa tanggapan Yesus dengan sikap para murid-Nya tersebut? “Kata Yesus kepada Petrus: Sarungkanlah pedangmu itu; bukankah aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (Yoh. 18:11).
Baca Juga: Joko Widodo Kunker ke Jayapura, Ini Sikap TPN PB
Pada saat yang genting itu, mujizat kembali Yesus Kristus lakukan. Ia menjamah telinga prajurit itu dan menyembuhkannya (Luk. 22:51). Kasih Yesus Kristus tidak pernah hilang, sekalipun Ia ditangkap, tetapi Ia tetap menunjukkan kepeduliaannya kepada setiap orang tanpa terkecuali.
Artikel Terkait
Full Access
Ini Aku, Utuslah Aku
Hasil dari Setiap Perbuatan
Berani Bertahan Dalam Tekanan