Pemuda dan Mahasiswa Papua Selatan: Klaim Tanah Milik Negara Hacurkan Tanah Adat

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 20:32 WIB
Gerakan Pemuda Papua Selatan Peduli Tanah Adat (Doc.Prib)
Gerakan Pemuda Papua Selatan Peduli Tanah Adat (Doc.Prib)

COP, lanjut tulisan dalam pernyataan sikap tersebut, adalah forum yang melibatkan 197 negara yang terlibat untuk membicarakan isu perubahan iklim, langkah-langkah untuk menanggulanginya serta menagih komitmen negara-negara dunia dalam menjaga dan melestarikan Bumi.

Baca Juga: Mengganggu Industri Tekstil dalam Negeri, Pemerintah Berantas Bisnis Thrifting

COP sendiri merupakan badan pembuat keputusan tertinggi dari United Nations Framework Convention on Climate Change, yang ditandatangani pada 1992.

“Sejak manusia Papua mendiami tanah Papua, kepemilikan tanah telah menjadi harta yang lebih berharga dibandingkan dengan emas dan perak," katanya.

Dalam filisofi hidup manusia Papua dikatakan bahwa manusia papua tidak bisa dipisahkan dari tanah sebab, tanah di pandang sebagai ibu yang mesti di lindungi, dijaga dan dilestarikan.

Baca Juga: BRIN Optimistis Jadi Penyedia Naskah Kebijakan untuk Pemerintah

Dengan hak yang dimiliki oleh setiap manusia Papua yang diturunkan berkat marga tanah dapat diwariskan turun temurun dengan tujuan agar tanah tersebut dapat diolah dan dikembangkan untuk menunjang kehidupan generasi ke generasi lain.

Sebenaranya, kata mereka, tanah melambangkan harga diri manusia papua itu sendiri. Ketika orang Papua menjadi pemilik tanah (hak ulayat) maka, label sosialnya lebih tinggi karena ia dipandang oleh masyarakat lain disekitarnya sebagai manusia yang kaya akan harta.

“Harta terpenting bagi manusia Papua adalah tanah. Pandangan agama-agama teis di dunia meyakini bahwa manusia diciptakan oleh Sang Khalik dari tanah, dengan kata lain manusia adalah tanah dan ketika saatnya meninggal dunia ia akan dikembalikan ke dalam tanah itu sendiri dan berubah menjadi tanah lagi,” ujarnya.

Baca Juga: Agenda Joko Widodo ke Papua, Tokoh Pemuda Papua: Hanya Pencitraan

Menurut mereka, pemahaman akan tanah sangat luas dan secara khusus bagi manusia Papua.

Tanah dipandang memiliki nilai yang sangat tinggi bahkan setarah dengan nyawa manusia itu sendiri sehingga harus dijaga, dilindungi dan dilestarikan sesuai dengan kebutuhan.

“Belakangan ini walaupun tanah di wilayah Papua Selatan telah banyak berpindah tanah dan dikuasai oleh negara melalui investasi dan investor namun, manusia Papua Selatan masih tetap bergantung pada tanah tersebut,” jelasnya mereka lagi.

Baca Juga: TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Klaim Telah Tembak Dua Aparat Indonesia

Mereka percaya bahwa tanah adalah supermarket paling gratis di dunia karerna didalamnya terdapat ragam makanan dan air bersih yang dapat menjamin kesehatan hidup manusia itu sendiri

Halaman:

Editor: Manfred Kudiai

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Saling Melengkapi

Sabtu, 3 Juni 2023 | 02:00 WIB

Satu Hati

Jumat, 2 Juni 2023 | 02:15 WIB

Resep Ayam Asam Manis Nenas

Kamis, 1 Juni 2023 | 10:00 WIB

Tidak Dibiarkan Sendiri

Kamis, 1 Juni 2023 | 02:00 WIB

Milik Allah

Rabu, 31 Mei 2023 | 02:00 WIB

Hidup Menurut Roh

Selasa, 30 Mei 2023 | 02:00 WIB

Hidup dalam Anugerah

Senin, 29 Mei 2023 | 08:06 WIB

Tetap Beriman! Tanpa Kompromi

Minggu, 28 Mei 2023 | 02:00 WIB

Xiong Jianguo

Sabtu, 27 Mei 2023 | 02:00 WIB

Tempayan yang Bocor

Jumat, 26 Mei 2023 | 02:00 WIB
X