The Papua Journal - Dalam penginjilan ada 'pembaruan atau perubahan'. Pembaruan dan perubahan adalah jawaban Tuhan atas syafaat dari para pendoa.
Hal tersebut disampakan Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt Andrikus Mofu, M.Th dalam sambutan tertulisnya dalam HUT Pekabaran Injil Ke-168 Mansinam, Minggu (05/02).
“Dalam gerakan penginjilan di tanah Papua, kita menemukan 3 (tiga) doa syafaat yang sudah disampaikan kepada tuhan pemilik sorga,” jelasnya.
Baca Juga: EL LIBERTARDO - Sang Pembebas!
Hari ini, lanjut Pdt Andrikus Mofu, kita semua telah dimeteraikan dalam sebuah tema besar, yakni Kasih Kristus menggerakkan kemandirian gereja, mewujudkan keadilan, pemulihan dan kesejahteraan sebagai amanat Firman Tuhan yang telah ditetapkan di negeri sejuta Bakau Waropen sebagai landasan kerja menuju GKI di Tanah Papua untuk bertekad menata diri menuju gereja yang hadirin yang berbahagia.
Kata Pdt Andrikus Mofu, hari ini kita semua telah dimeteraikan dalam sebuah tema besar, yakni: “Kasih Kristus Menggerakkan Gereja Kemandirian, Mewujudkan Keadilan, Perdamaian Dan Kesejahteraan.”
Dalam sambutan, Pdt. Andrikus Mofu juga mengatakan doa pertama adalah “Doa Mansinam” oleh Ottow dan Geissler, 5 Februari “Dalam nama Tuhan kami menginjakkan kaki di negeri ini.”
Baca Juga: Puisi: Sampah
Menurut Pdt Andrikus Mofu, kata kami adalah wakil hamba Tuhan. Rasul, Penginjil, Pelayan dan hamba tuhan bagi bangsa Papua, yaitu Ottow dan Geissler.
Sementara itu doa kedua adalah “Doa Kwawi-Doa Ottow” 6 November 1862: “…Ya Tuhan, ampuni sifat tidak setia saya pada-Mu, buatlah saya lebih mampu mengajar orang Nieuw Guinea dan meyakinkan mereka akan kebenaran Tuhan yang hidup, saya berdoa agar dapat membawa satu jiwa dari antara orang Nieuw Guinea ke sorga-Mu ataupun kelak menemuinya di sana, semoga Tuhan menganugerahkan kepadaku kegembiraan seperti itu.”
Baca Juga: Pencarian Terhadap Briptu Matteus Di Sungai Digoel Dilanjutkan
“Oh, sungguh besar rasa bahagia itu, kalau di sana kita menemukan satu jiwa yang telah menjadi selamat melalui usaha kami di negeri mereka. Inilah dasar dari alamat yang sudah diletakkan bagi perjalanan bangsa Papua, yaitu “bangsa Papua di sorga akan berjumpa dengan para penginjil dan rasul Tuhan Yesus Kristus,” jelas Pdt Andrikus Mofu.
Doa ketiga, jelas Pdt Andrikus Mofu, Doa Miei I.S.Kijne Oktober 1925: “Di atas batu ini, saya meletakkan peradaban orang Papua, sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa ini, tetapi bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri."
“Pada doa ketiga ini terumus kairos Tuhan pada saatnya nanti, Tuhan akan menumbuhkan seorang pemimpin yang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa Papua atas perkenaan tuhan menuju peradaban bangsa Papua masuk bersama peradaban dunia,” jelasnya.
Baca Juga: Paus Fransiskus Bertemu Orang Terlantar Akibat Perang di Sudan Selatan
Menurut Pdt. Andrikus Mofu, kita tidak pernah menduga bahwa dari kandungan seorang ibu bangsa Jerman dan Belanda dari negeri biru benua Eropa, akan terpilih anak-anak mereka oleh tuhan untuk ‘Pembaruan Bangsa Papua.’
“Suatu negeri yang dahulu sebelum injil menerangi mereka, status yang direkatkan kepada mereka dengan sebutan: Negeri Hitam, Negeri Iblis, Negeri Kelam-Pekat, Negeri Para Kanibal dan Pengayau.”
Artikel Terkait
Jelang HUT-89 Injil Masuk di Ninati, Gereja Katolik Gelar Pentas Seni
Rombongan Befa Yigibalom Hadiri Peresmian Kantor Klasis GKI Baliem Selatan
Siswa SPGJ GKI Lahai Roi Andai Gelar Diskusi Kenang Filep Karma
Titus Pekei: Jejak Perintis Injil di Mansinam
PAR GKI Paulus Irarek Klasis Yalimo Elelim Gelar Ibadah Rutin
Titus Pekei: Museum Injil di Tanah Papua Punya Peluang Daftarkan di UNESCO
Ratusan Personil Gabungan Amankan HUT Pekabaran Injil di Pulau Mansinam
Pdt Andrikus Mofu: GKI di Tanah Papua Menuju Gereja yang Dewasa, Mandiri dan Misioner