The Papua Journal - Titus Pekei, penggagas Noken Papua ke UNESCO mengatakan setiap tahun masyarakat penghuni pulau tanah Papua merayakan Hari Injil Papua.
Lanjut Titus Pekei, Hal ini terjadi menurut kontak misionaris awal dari Eropa. Mereka berkebangsaan Jerman. Belajar pertukangan dan kitab suci di Belanda.
Baca Juga: Danramil Oksibil Ajak Warga Kampung Dipol Bantu Mencari Polisi Hanyut
“Mereka merelakan diri menjadi misionaris pionir, perintis bagi tanah Papua. Adalah Ottouw dan Geissler dari gereja Protestan Zending. Mereka meninggalkan keluarga sanak-saudara di negaranya. Mereka memilih menjadi pembawa kabar Alkitab,” jelas penggagas Noken Titus Pekei kepada The Papua Journal, Minggu (05/02).
Titius menilai nekat Ottouw dan Geissler makin kuat hingga mereka naik kapal laut untuk menuju ke daerah asing menurut perutusannya mengikuti terbitnya matahari yakni Netherland Neuw Guinea (kini, Tanah Papua).
“Dalam Kapal, Ottow dan Geissler berhari-hari melewati menuju sesuai tujuan hingga kapal sandar masuk di pelabuhan Batavia (kini, Jakarta). Masa pemerintah Hindia-Belanda mereka turun dari kapal kini di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta,” papar Titus.
Baca Juga: EL LIBERTARDO - Sang Pembebas!
Titus menjelaskan Batavia menjadi pintu masuk dan keluar. Beberapa minggu kemudian mereka naik kapal dari Batavia ke arah Timur untuk melanjutkan perjalanan sampai pada tujuan hingga tiba di Ternate. Tidak berhenti tinggal di sini tetapi masih terus naik kapal untuk terus berjalan sampai pada tujuannya.
Dari Ternate dipandu oleh orang muslim untuk menuju ke negeri timur matahari terbit hingga masuk bersandar di Teluk Dore (doreri). Mereka tiba di negeri tujuan akhir di pulau Mansinam. Ottouw dan Geissler pun turun menginjak kaki pertama di Mansinam, tanah Papua.
“Kedua misionaris gereja Protestan atau Zending ini adalah pionir awal yang tiba pertama di tanah Papua. Mereka menginjakkan kaki pertama dengan doa sukung. Dengan nama Tuhan, kami menginjakkan kaki di tanah ini, kata mereka,” ujar Titus Pekey.
Baca Juga: Puisi: Sampah
Melihat perjalanan Ottouw dan Geissler, penggagas noken warisan budaya Papua yang terdaftar sebagai warisan budaya dunia ini mendesak kepada Gubernur Papua Barat untuk memahami keberadaan pulau peradaban ‘Injil Masuk pertama di tanah Papua’.
“Mansinam. Sebelum terdapat cerita klaim kosong lainnya, misionaris Zending Protestan bernama Ottow dan Geissler pada 5 Februari 1855. Beberapa puluh tahun kemudian mendaratlah Pastor Cornelis Le Cocq d'Armanville SJ di Skroe Fakfak 22 Mei 1894,” jelasnya lagi.
Misionaris Katolik yang masuk bersama Pastor Cornelis Le Cocq d'Armanville SJ tergolong pertama bagi gereja Katolik Roma.
Artikel Terkait
Jelang HUT-89 Injil Masuk di Ninati, Gereja Katolik Gelar Pentas Seni
Titus Pekei: Uskup OAP, Selamat Memikul Noken Umat
Titus Pekei: Jejak Perintis Injil di Mansinam
Puisi: Noken yang Disobek
Yayasan Noken Papua: Indonesia Gagal Melestarikan Noken
Yayasan Noken Papua: Penetapan Tiga DOB, Wujud Ketidakpedulian Indonesia Terhadap Noken
Titus Pekei: Museum Injil di Tanah Papua Punya Peluang Daftarkan di UNESCO
Ratusan Personil Gabungan Amankan HUT Pekabaran Injil di Pulau Mansinam
Pdt Andrikus Mofu: GKI di Tanah Papua Menuju Gereja yang Dewasa, Mandiri dan Misioner